Rabu, 15 April 2009
Jumat, 10 April 2009
PRESENTASI PENELITIAN PRIBADI OLEH SEORANG ANGGOTA LIP KEPADA STUBE-HEMAT SEBAGAI SPONSOR RISETNYA
http://juanfranklinsagrim.blogspot.com
http://hamah.socialgo.com
www.dada.net/sauf/
http://penelitilepas.groups.live.com
KEGIATAN AWAL LIP BEKERJA SAMA DENGAN stube-HEMAT SEBAGAI FASILITATOR DAN PELAKSANA UTAMA
Merupakan kegiatan program kerja Stube-HEMAT sebagai sebuah yayasan kerjasama LIP yang sangat fokus dalam pengembangan SDM mahasiswa Papua di Yogyakarta. stube-HEMAT adalah yayasan kristen didirikan di Stutgart Jerman, yang mana selain membantu para mahasiswa papua di yogyakarta dalam pelatihan-pelatihan, mereka juga melakukan program pendampingan kepada setiap mahasiswa Papua bahkan mahasiswa kristen dari daerah-daerah lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersifat gratis dan bersertifikat
Sabtu, 31 Januari 2009
DRAFT AWAL RENSTRA LIP
RENCANA STRATEGI
LEMBAGA INTELEKTUAL PAPUA (LIP)
A. Latar Belakang
Memasuki abad 19 semua bangsa atau suku bangsa di dunia tidak dapat dikatakan benar-benar terisolasi tanpa terkecuali negara China (Negeri Tirai Bambu) dan Rusia (Negeri Tirai Besi). Seiring kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, jarak geografis ataupun keadaan geografis bukanlah hambatan bagi manusia untuk melanjutkan penjelajahan dan perkembangan peradaban serta persahabatannya.
Terdapat 3 suku bangsa besar dan 264 sub suku bangsa serta 808 sebaran filum bahasa yang juga disebut sebagai sebaran anak – anak suku bangsa yang diklasifikasikan sesuai dengan filum bahasa di papua yang masing-masing mempunyai bahasa yang berbeda. Persaingan antara mereka sudah berlangsung sejak dulu, hal ini lebih terlihat pada suku yang hidupnya berdekatan atau berdampingan. Hal ini lebih sering terekspresi dalam tradisi perang antara suku. Hal ini dalam perkembangan saat ini dapat menjadi kontra produktif bagi perkembangan ke depan dan sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Selain itu kekayaan seni budayanya merupakan potensi bagi pengkayaan kebudayaan nasional, dan hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja bagi baik itu untuk kepentingan masyarakat papua ataupun dunia internasional khususnya wilayah asia pasifik.
Masyarakat telah mengembangkan kebiasaan dan cara untuk menghadapi dan mencari pemecah setiap persoalan-persoalan yang dihadapi. Baik itu melalui proses yang sifatnya genial lokal ataupun dari faktor external (berinteraksi dengan masyarakat dan kebudayaan lain). Proses-proses inilah yang menimbulkan adanya dinamika perubahan dari waktu ke waktu.
Hari ini papua sepertri juga masyarakat di kawasan asia pasifik lainya yang tengah menghadapi perubahan (dinamika) yang sangat menentukan bagi keberadaannya di masa yang akan datang, akses dari setiap perubahan belum tentu bersifat positif saja, ada juga sisi negatifnya. Hal ini akan terjadi jika proses prubahan tersebut bersifat eksploitatif, destruktif, dan meminggirkan peran masyarakat yang telah sejak lama mempunyai perangkat-perangkat peradabannya, dan ini tidak dapat kiranya hanya dipandang dengan sebelah mata.
Secara etnografi setiap maslyarakat mempunyai harta (yang berupa sumber daya alam), Institusi Lokal (dengan ini mereka melakukan peraturan otoritas dan pendistibusian sumber daya), religi dan kehidupan sosial yang terekpresikan pada seni budayanya serta sistem kepercayaannya, serta pranata-pranata sosial sebagai landasan bagi tatanan sosial dan untuk mengatur peran dan hubungan –hubungan antara orang-orangnya. Keempat sendi inilah yang menjadi basis bagi masyarakat untuk memanajemen resource-resource yang ada dan mereka memiliki.
Percepatan pembangunan/ dinamika sosial, ekonomi dan budaya pada saat ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Hal ini terjadi karena kelenturan (sifat adjustment) dari setiap masyarakat berbeda-beda. Berkurangnya sifat adjustment dari masyarakat dapat terjadi jika adanya praktek-praktek baik eksternal ataupun internal yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan.
Pendatang yang berjumlah 34% dari total penduduk di papua yang berjumlah sekitar ± 2,35 juta jiwa (menurut sensus BPS) kebanyakan meraka bermata pencaharian sebagai pedagang, petani dan pegawai negeri atau swasta. Sebagian besar mereka hidup dilingkungan kota. Penduduk asli papua yang bertempat tinggal di kota hanya 1/3 dari total penduduk kota dan sisanya hidup di pedesaan yang letaknya saling berjauhan.
Masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masih memiliki ketergantungan langsung dengan alam, sehingga kondisi kehidupan mereka sangat tidak menentu. Beberapa diantaranya mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik di perguruan tinggi. Sebagaimana saat ini, jumlah kecenderungan grafik berpendidikan bagi orang papua begitu menancap naik. Akan tetapi hal ini bukan sebagai pemberantasan persoalan SDM papua, akan tetapi hal ini masih juga menyimpan permasalah. Banyak dari mahasiswa yang sudah lulus setelah pulang ke papua tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Satu-satunya keinginan dan harapan merka adalah menjadi pegawai negeri sipil. Pejabat atau terjun ke kancah politik lokal. Hal seperti ini dari waktu-kewaktu tidak memberikan dampak kemajuan bagi kehidupan masyarakat. Akibatnya sangat minim sekali warga lokal yang terlibat aktif dalam sektor riil yang satu sisi sebagai PAD dan sisi lain dapat mengembangkan kehidupan ekonomi warga papua. Selama ini sektor-sektor riil banyak ditekuni dan dikembangkan olehh para pendatang dari luar papua.
B. Permasalahan
1. Adanya keberagaman dan perbedaan dapat menjadi potensi konflik yang latent.
2. Tatanan sosial yang belum mendukung usaha-usaha kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat papua.
3. Minimnya kesinambungan study yang ditempuh mahasiswa dengan kebutuhan daerah asal.
4. Minimnya daya saing masyarakat merespon peluang-peluang dalam berinteraksi dengan masyarakat lain.
C. Tujuann dan Jangka panjang
1. Terciptanya masyarakat yang cerdas dan berdaya saing.
2. Membentuk Pola kepemimpinan yang relatif dan bijaksana
3. Tatanan sosial, budaya dan politik serta pengelolaan sumberdaya alam yang adil dan demokratis.
4. Kesadaran hukum dan HAM pada masyarakat dan pemerintah.
5. Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
6. Terbinanya Orang Papua yang Berdaya saing
D. Tujuan Jangka Pendek
1. Adanya kesinambungan studi mahasiswa dengan kebutuhan daerah asal
2. Menambah kemampuan profesional mahasiswa
3. Pemberdayaan institusi lokal papua
4. Mengenalkan budaya Papua dalam pergaulan Nasional dan Internasional
5. Meminimalisasikan Konflik karena perbedaan – perbedaan
E. Kerangka Besar Program
Program-program secara umum berkerangka kerja yang sifatnya advocasional dan vocasional. Berbasis dan diawali dari problem-problem nyata dunia pendidikan. Berorientasi dan diawali pada mahasiswa dan kaum intelektual papua sebagai potensi besar untuk pemberdayaan dan pembangunan masyarakat papua, sehingga dalam jangka panjangnya, ketika mereka selesai studi, diharapkan terlibat aktif membangun Papua, sehingga dalam jangka panjangnya, ketika mereka selesai studi, diharapkan terlibat aktif membangun daerahnya.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia menjadi prioritas. Berpijak Pada prioritas ini interfensi program dibuat dan disusun dalam tahap-tahap, langkah yang simultan. Jika kita berpijak pada keberagaman suku dan budaya maka, rekomendasi awal adalah perlunya program yang mensikapi situasi dan kondisi keberagaman sebagai kenyataan (keniscayaan) dengan pengertian atau wawasan baru yang dapat digunakan secara praktis dalam keberagaman suku dan budaya. Hal ini dilakukan dengan tidak menutup kemungkinan adanya faktor-faktor vested intereset, identitas lokal, mobilitas, sosial vertikal, demografis, perilaku-perilaku baru (positive deviant and negative deviant), status QUO lokal dan sebagainya.
Fakta bahwa kebudayaan bersifat dinamis maka program-program Forum Intelektual Papua sebisa mungkin menghindari proses-proses yang mengarah pada kebekuan-kebekauan kebudayaan dan Forum Intelektual Papua ikut memberikan kontribusi positif bagi transformasi sosial budaya kemasyarakatan. Hal ini berdasar pada pemahaman bahwa peradaban moderen selalu membawa sifat-sifat perubahan yang kompetitif, transboundaries dan sistematik.
F. Interfensi Program
I. Bidang Riset dan Pengembangan
a. Need Assesment
b. Penelitian, Sosial, Budaya, dan Ekonomi
c. Studi Kebijakan – Kebijakan
d. Kajian – Kajian seni dan budaya Papua
e. Diskusi – Diskusi Tematik
f. Kajian HAM
g. Advokasi
h. Kesehatan Masyarakat
i. Ekonomi dan Kesetabilan Masyarakat
j. Kajian Lingkungan
II. Bidang Penguatan Kapasitas dan Pengembangan Masyarakat
a. Hidup Dalam keragaman
b. Kewira usahaan
c. Kesinambungan Pendidikan
d. Pendampingan Pendidikan
e. Restrukturasi dan penguatan masyarakat adat
f. Sustainability Livelihood
g. Agama dan Spiritualitas
h. Jaringan kerjasama intra masyarakat papua dan ekstra masyarakat papua
i. Join kerjasama stoke holder dalam negeri dan Luar negeri
j. Memfasilitasi dan menghubungkan mahasiswa untuk melanjutkan S1, S2, S3, ke luar negeri baik dengan mengeluarkan biaya bahkan gratis / bukan beasiswa.
k. Pelatihan dan kursus – kursus.
III. Bidang Seni, Budaya GALERI PAPUA
a. Pameran Seni Papua
b. Pekan Budaya Papua
c. Workshop Kolaborasi Seni Papua
IV. Bidang Media, Kepustakaan dan Publikasi
a. Collecting dan Updating data base
b. Penulisan dan Bedah buku tematik
c. Penerbitan buku dan bulletin secara berkala
d. Pelatihan jurnalistik
FORUM INTELEKTUAL PAPUA
4 Pilar FIP
- Kesederajatan
- Dialog
- Membangun Solidaritas dan Partisipasi
- Tanggung Jawab
VISI
Mewujudkan persatuan, kesatuan, dan kepedulian intelektual Papua untuk mencapai Papua Baru yang Berwibawa, disegani, dan dihormati, mempunyai tinggi ilmu, tinggi iman dan peduli serta bertanggung jawab memberikan sumbangsih pikiran terhadap pembangunan tanah papua, dari berbagai disiplin ilmu.
MISI
Untuk mencapai visi di atas, maka diperlukan misi yang mencakup berbagai aspek yang dijabarkan dalam program kerja :
- mendorong terciptanya masyarakat papua yang cerdas dan berdaya saing.
- menumbuhkembangkan jiwa kepemimpin yang arif dan bijaksana
- mendorong terwujudnya tatanan sosial, budaya, dan politik serta pengelolaan sumberdaya alam yang adil dan demokratis
- menubuhkan kesadaran hukum dan HAM pada masyarakat dan pemerintah’
- membangun kesetaraan Laki-laki dengan perempuan
Program:
- Penelitian dan Pengembangan
- Penguatan Kapasitas
- Pemberdayaan Masyarakat
- Publikasi
- Data Base dan Kepustakaan
STRUKTUR
Dewan Pendiri FIP:
Pengurus Harian :
- Ketua
- Wwakil
- Sekretaris
- Bendahara
- Humas
- Bidang – Bidang
- Riset dan Pengembangan
- Penguatan kapasitas
- Pemberdayaan Masyarakat
- Publikasi, data base dan kepustakaan
- Menyediakan Konsultasi Dan Perencanaan Pembangunan Papua
- Penguatan Kapasitas
· Merancang, Menyelenggarakan, dan mengefaluasi training – training dan work show, untuk Organisasi-organisasi dan masyarakat papua
· Penguatan jaringan dan lebaga – lembaga sejenis
- Data Base, Kepustakaan, dan Publikasi :
· Mengumpulkan informasi dari media
· Menyediakan bahan – bahan untuk memberi sumbangan ilmu, seni, dan budaya untuk masyarakat papaua
· Manajemen kepustakaan
· Sharing informasi kepada publik
· Merancang kegiatan seminar, dari data – data yang dimiliki
· Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penerbitan, pameran, dan publikasi.
- Pemberdayaan Masyarakat :
· Merancang dan melakukan pendampingan terhadap masyarakat papua
· Fasilitasi pertemuan antara pertemuan masyarakat
· Melakukan pendampingan kepada organisasi-organisasi papua untuk melaksanakan kegiatannya
· Melakukan pendampingan terhadap mahasiswa dan masyarakat papua.
· Melakukan penguatan terhadap masyarakat papua guna mengangkat harkat derajat dan kesetaraan.
Jumat, 30 Januari 2009
Rabu, 28 Januari 2009
PAPUA SCIENTIFIC VORUM
FORUM INTELEKTUAL PAPUA
Secretariat :jl. Kusuma Negara No.119 Daerah Istimewa Yogyakarta
081392712022 - 085228949383 - 085292347321
PERNYATAAN PENDIRI
Dengan Pertolongan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada:
Hari/tgl : Senin, 26 Januari 2009
Tempat : Rumah Kel. Hans Jansen Maniburi
Jl. Bener RT.01/RW.01 DIY
Jam : 15.40.WIB.
Berdirilah sebuah forum yang di beri nama :
FORUM INTELEKTUAL PAPUA
Forum Intelektual Papua Yogyakarta di bentuk dengan pengurus harian :
Pelindung : - Pemerintah Daerah Propinsi Papua
Pemerintah Daerah Propinsi Papua Barat
Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Penasehat : - Salmon Yumame SE.
Hans Jansen Maniburi
Beny Dimara, S.Si. MA
Ketua : Natalsen Basna, S.Hut. M.P
Wakil ketua : Medex Pekage, SE.
Sekretaris : J.F.P. Hamah Sagrim. Bac. of Eng. Arch
Bendahara : Iwan Sikowai
HUMAS : Anthon Mandosir, SH.
Dihadiri oleh :
Salmon Yumame. S.E.
Hans Jansen Maniburi
Beny Dimara. S.Si. MA.
Yakonias Salabai. S.IP
Natalsen Basna. S.Hut.M.Hut
Albert Berhart Duwit. ST.
Medex Pekage. ST
Anthon Mandosir. SH
Leo Kawab
Andhi Fatie
J.F.P. Hamah Sagrim. Bac. of Eng. Arch.
Disaksikan oleh :
Ibu Hans Jansen Maniburi
Ibu Beny Dimara